Kamis, 01 November 2012

Tugas Kelas X, Jumat 2 November 2012

Buatlah makalah tentang puisi lama dan puisi baru ! Makalah tersebut berisi antara lain : 1. Pengertian puisi lama dan puisi baru 2. Jenis puisi lama dan puisi baru 3. Contoh puisi lama dan puisi baru 4. Perbedaan puisi lama dan puisi baru 5. Contoh analisis puisi lama dan puisi baru

4 komentar:

  1. 1.A. PUISI LAMA

    Puisi lama adalah puisi yang terikat oleh aturan-aturan. Aturan- aturan itu antara lain :

    - Jumlah kata dalam 1 baris

    - Jumlah baris dalam 1 bait

    - Persajakan (rima)

    - Banyak suku kata tiap baris

    - Irama

    B. PUISI BARU

    Puisi baru bentuknya lebih bebas daripada puisi lama baik dalam segi jumlah baris, suku kata, maupun rima.

    2.
    A. Jenis Puisi Lama

    Yang termasuk puisi lama adalah

    a) Mantra adalah ucapan-ucapan yang dianggap memiliki kekuatan gaib

    b) Pantun adalah puisi yang bercirikan bersajak a-b-a-b, tiap bait 4 baris, tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata, 2 baris awal sebagai sampiran, 2 baris berikutnya sebagai isi. Pembagian pantun menurut isinya terdiri dari pantun anak, muda-mudi, agama/nasihat, teka-teki, jenaka

    c) Karmina adalah pantun kilat seperti pantun tetapi pendek

    d) Seloka adalah pantun berkait

    e) Gurindam adalah puisi yang berdirikan tiap bait 2 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat

    f) Syair adalah puisi yang bersumber dari Arab dengan ciri tiap bait 4 baris, bersajak a-a-a-a, berisi nasihat atau cerita

    g) Talibun adalah pantun genap yang tiap bait terdiri dari 6, 8, ataupun 10 baris

    B. Jenis-jenis Puisi Baru

    Menurut isinya, puisi dibedakan atas :

    a) Balada adalah puisi berisi kisah/cerita

    b) Himne adalah puisi pujaan untuk Tuhan, tanah air, atau pahlawan

    c) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa

    d) Epigram adalah puisi yang berisi tuntunan/ajaran hidup

    e) Romance adalah puisi yang berisi luapan perasaan cinta kasih

    f) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/kesedihan

    g) Satire adalah puisi yang berisi sindiran/kritik

    Sedangkan macam-macam puisi baru dilihat dari bentuknya antara lain:

    a) Distikon

    b) Terzina

    c) Quatrain

    d) Quint

    e) Sektet

    f) Septime

    g) Oktaf/Stanza

    h) Soneta

    BalasHapus
  2. MIMPI DI TAMAN SURGAWI
    kepada Norchi
    kini
    sudah saatnya aku berhenti (perasaan)
    menghitung hari tak bertepi (perasaan)
    yang kian menyiksa diri (perasaan)
    telah lama kujelajahi padang kenangan (perasaan)
    dalam redup sendu cahaya matamu (pengelihatan)
    senyum manismu (pengelihatan)
    kecantikan wajahmu (pengelihatan)
    mengiringkan langkahku menapaki taman surgawi (gerak)
    terukir kenangan bersamamu (perasaan)
    kini
    telah saatnya aku berhenti (perasaan)
    menghitung hari
    yang kian menyiksa diri (perasaan)

    pada mekarnya mawar (pengelihatan)
    menyimpan duri
    pada indahnya taman surgawi (pengelihatan)
    ternyata hanya mimpi (perasaan)
    duri itu, kasih (pengelihatan)
    begitu ganas menusuk ke ulu hati (perasaan)
    hingga aku sadar diri (perasaan)
    semuanya hanya mimpi (perasaan)
    sebab tak mungkin kau kumiliki (perasaan)
    lambaian tanganmu kasih (pengelihatan)
    kian menoreh luka di hati (perasaan)
    selamat tinggal kasih (perasaan)
    dan jangan kau kembali
    Yogyakarta, 5 Mei 1993

    BalasHapus
  3. 3.
    A. Contoh dari Jenis-jenis Puisi Lama

    a) Mantra

    Assalammu’alaikum putri satulung besar
    Yang beralun berilir simayang
    Mari kecil, kemari
    Aku menyanggul rambutmu
    Aku membawa sadap gading
    Akan membasuh mukamu

    b) Pantun

    Kalau ada jarum patah
    Jangan dimasukkan ke dalam peti
    Kalau ada kataku yang salah
    Jangan dimasukan ke dalam hati

    c) Karmina

    Dahulu parang, sekarang besi (a)
    Dahulu sayang sekarang benci (a)

    d) Seloka

    Lurus jalan ke Payakumbuh,
    Kayu jati bertimbal jalan
    Di mana hati tak kan rusuh,
    Ibu mati bapak berjalan

    B. Contoh dari Jenis-jenis Puisi Baru

    Contoh jenis puisi menurut isinya :

    a) BALADA

    Puisi karya Sapardi Djoko Damono yang berjudul “ Balada Matinya Aeorang Pemberontak”

    b) HYMNE

    Bahkan batu-batu yang keras dan bisu

    Mengagungkan nama-Mu dengan cara sendiri

    Menggeliat derita pada lekuk dan liku

    bawah sayatan khianat dan dusta.

    Dengan hikmat selalu kupandang patung-Mu

    menitikkan darah dari tangan dan kaki

    dari mahkota duri dan membulan paku

    Yang dikarati oleh dosa manusia.

    Tanpa luka-luka yang lebar terbuka

    dunia kehilangan sumber kasih

    Besarlah mereka yang dalam nestapa

    mengenal-Mu tersalib di datam hati.

    (Saini S.K)

    c) ODE

    Generasi Sekarang
    Di atas puncak gunung fantasi
    Berdiri aku, dan dari sana
    Mandang ke bawah, ke tempat berjuang
    Generasi sekarang di panjang masa

    Menciptakan kemegahan baru
    Pantoen keindahan Indonesia
    Yang jadi kenang-kenangan
    Pada zaman dalam dunia
    (Asmara Hadi)

    d) EPIGRAM

    Hari ini tak ada tempat berdiri

    Sikap lamban berarti mati

    Siapa yang bergerak, merekalah yang di depan

    Yang menunggu sejenak sekalipun pasti tergilas.

    (Iqbal)

    e) ELEGI

    Senja di Pelabuhan Kecil

    Ini kali tidak ada yang mencari cinta
    di antara gudang, rumah tua, pada cerita
    tiang serta temali. Kapal, perahu tiada berlaut
    menghembus diri dalam mempercaya mau berpaut

    Gerimis mempercepat kelam. Ada juga kelepak elang
    menyinggung muram, desir hari lari berenang
    menemu bujuk pangkal akanan. Tidak bergerak
    dan kini tanah dan air tidur hilang ombak.
    Tiada lagi. Aku sendiri. Berjalan
    menyisir semenanjung, masih pengap harap
    sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
    dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap

    (Chairil Anwar)

    f) SATIRE

    Aku bertanya

    tetapi pertanyaan-pertanyaanku

    membentur jidad penyair-penyair salon,

    yang bersajak tentang anggur dan rembulan,

    sementara ketidakadilan terjadi

    di sampingnya,

    dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,

    termangu-mangu dl kaki dewi kesenian.

    (Rendra)

    Contoh jenis puisi dari bentuknya :

    a) DISTIKON
    Contoh :
    Berkali kita gagal
    Ulangi lagi dan cari akal
    Berkali-kali kita jatuh
    Kembali berdiri jangan mengeluh
    (Or. Mandank)

    b) TERZINA
    Contoh :
    Dalam ribaan bahagia datang
    Tersenyum bagai kencana
    Mengharum bagai cendana
    Dalam bah’gia cinta tiba melayang
    Bersinar bagai matahari
    Mewarna bagaikan sari
    Dari ; Madah Kelana
    Karya : Sanusi Pane

    c) QUATRAIN
    Contoh :
    Mendatang-datang jua
    Kenangan masa lampau
    Menghilang muncul jua
    Yang dulu sinau silau
    Membayang rupa jua
    Adi kanda lama lalu
    Membuat hati jua
    Layu lipu rindu-sendu
    (A.M. Daeng Myala)

    d) QUINT
    Contoh :
    Hanya Kepada Tuan
    Satu-satu perasaan
    Hanya dapat saya katakan
    Kepada tuan
    Yang pernah merasakan
    Satu-satu kegelisahan
    Yang saya serahkan
    Hanya dapat saya kisahkan
    Kepada tuan
    Yang pernah diresah gelisahkan
    Satu-satu kenyataan
    Yang bisa dirasakan
    Hanya dapat saya nyatakan
    Kepada tuan
    Yang enggan menerima kenyataan
    (Or. Mandank)

    e) SEXTET
    Contoh :
    Merindu Bagia
    Jika hari’lah tengah malam
    Angin berhenti dari bernafas
    Sukma jiwaku rasa tenggelam
    Dalam laut tidak terwatas
    Menangis hati diiris sedih
    (Ipih)

    f) SEPTIMA
    Contoh :
    Indonesia Tumpah Darahku
    Duduk di pantai tanah yang permai
    Tempat gelombang pecah berderai
    Berbuih putih di pasir terderai
    Tampaklah pulau di lautan hijau
    Gunung gemunung bagus rupanya
    Ditimpah air mulia tampaknya
    Tumpah darahku Indonesia namanya
    (Muhammad Yamin)

    BalasHapus
  4. 4. Puisi lama harus mengikuti aturan yang berlaku. sementara puisi baru merupakan puisi bebas, tidak ada aturan yang berlaku. baik dari baris, sajak, ataupun suku kata

    5. KRAWANG-BEKASI
    Chairil Anwar

    Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
    tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.
    Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?
    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi


    Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.
    Kenang, kenanglah kami.


    Kami sudah coba apa yang kami bisa
    Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa


    Kami cuma tulang-tulang berserakan
    Tapi adalah kepunyaanmu
    Kaulah lagi yang tentukan nilai tulang-tulang berserakan


    Atau jiwa kami melayang untuk kemerdekaan kemenangan
    dan harapan atau tidak untuk apa-apa,
    Kami tidak tahu, kami tidak lagi bisa berkata
    Kaulah sekarang yang berkata
    Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi
    Jika ada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    Kenang, kenanglah kami
    Teruskan, teruskan jiwa kami
    Menjaga Bung Karno,menjaga Bung Hatta,menjaga Bung Sjahrir
    Kami sekarang mayat
    Berikan kami arti
    Berjagalah terus di garis batas pernyataan dan impian


    Kenang, kenanglah kami yang tinggal tulang-tulang diliputi debu
    Beribu kami terbaring antara Krawang-Bekasi
    Ayo ! Bung Karno kasi tangan mari kita bikin janji
    Aku sudah cukup lama dengan bicaramu
    dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
    Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
    Aku sekarang api aku sekarang laut
    Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
    Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
    Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh

    Pembahasan

    • Unsur intrinsik

    1. Diksi

    Makna Denotatif


    Makna Konotatif

    1.Tapi siapakah yang tidak lagi mendengar deru kami, terbayang kami maju dan mendegap hati?

    2. Kami bicara padamu dalam hening di malam sepi

    3.Jika dada rasa hampa dan jam dinding yang berdetak
    4.Kami mati muda. Yang tinggal tulang diliputi debu.


    1.Kami yang kini terbaring antara Krawang-Bekasi
    tidak bisa teriak "Merdeka" dan angkat senjata lagi.

    2. Kami sudah coba apa yang kami bisa
    Tapi kerja belum selesai, belum bisa memperhitungkan arti 4-5 ribu nyawa

    3. Dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945


    2. Majas

    - Metafora:

    “Aku sekarang api aku sekarang laut”, Sang Penyair mengibaratkan dirinya seperti laut dan api,mempunyai sifat-sifat seperti api yang selalu membakar dan panas.Mempunyai sifat-sifat seperti laut yang selalu bergelombang,luas,tempat bermuaranya dan menampung semua sungai yang mengalir kearahnya.Artinya tempat menampung semua pendapat dari semua lapisan rakyatnya.Atau selalu bergerak dan bergelombang,artinya selalu bersemangat bak laut yang bergelombang.

    - Personifikasi:

    “Kami sekarang mayat”, disini terlihat makna seakan-akan mayat yang secara sifatnya tidak dapat birbicara,tetapi oleh Sang Penyair “Mayat” tersebut dapat berbicara seperti manusia hidup.

    - Alegori:

    “dipanggang diatas apimu, digarami lautmu Dari mulai tgl. 17 Agustus 1945
    Aku melangkah ke depan berada rapat di sisimu
    Aku sekarang api aku sekarang laut
    Bung Karno ! Kau dan aku satu zat satu urat
    Di zatmu di zatku kapal-kapal kita berlayar
    Di uratmu di uratku kapal-kapal kita bertolak & berlabuh”

    Kiasan yang digunakan diatas adalah seperti api dan laut dan senantiasa berjalan beriringan dengan Sang Pemimpinnya menjadi satu urat dan satu zat,sesuatu yang tak terpisahkan sehingga menggunakan kendaraan kapal-kapal untuk sampai pada tujuan yang sama.

    3. Rima

    - Pada bait pertama terdapat rima sempurna dan bersajak {aaaa}

    - Pada bait kedua terdapat rima aliterasi dan bersajak {ab-aa},dan ada perulangan kata “Kami” .


    4. Amanat

    - Kita harus menghargai perjuangan para pahlawan.

    - Kita harus bekerja keras untuk mencapai cita-cita yang kita inginkan.

    BalasHapus